Posts By :

admin

Development of AIH 2023 to 2024

AIH Developments Update on 2023 & 2024

AIH Developments Update on 2023 & 2024 800 800 admin

AIH Developments Update on 2023 & 2024

Development of AIH 2023 to 2024

Development of AIH 2023 to 2024

The operation of the Jakarta-Bandung High-Speed Train infrastructure in October 2023 and the completion of the Karawang Station construction are expected to boost connectivity to and from Artha Industrial Hill within 1.5 km, positioning it as a thriving and prominent business hub which we believe will increase your investment value within AIH. The government has also decided that the new Jakarta-Cikampek toll road access on KM 42 will be commenced in Q1 2024 and AIH location has been chosen to be one of the entrance gates from the train station to the West Karawang industrial zone.

AIH also welcomes the opening of the Grand Outlet East Jakarta, Karawang on December 5th, 2023, which features a variety of top luxury brands worldwide. The government and investors are collaborating on a massive infrastructure project in Karawang, aiming to create Jakarta’s satellite city, considering factors like accessibility, connectivity, land value, and future development forecast. We appreciate your consideration of Artha Industrial Hill for your investment, and we look forward to the opportunity to collaborate with you.

PTA Office Tower Front

PT Panca Terang Abadi Meluncurkan Pembangunan PTA Office Tower di Cimanggis Golf Estate

PT Panca Terang Abadi Meluncurkan Pembangunan PTA Office Tower di Cimanggis Golf Estate 875 872 admin

PT Panca Terang Abadi Meluncurkan Pembangunan PTA Office Tower di Cimanggis Golf Estate

PTA Office Tower Front

PTA Office Tower

Depok, 30 April 2024 – Dalam langkah strategis untuk memperluas keberadaan dan meningkatkan pertumbuhan bisnis, PT Panca Terang Abadi (PTA), anak perusahaan dari Artha Graha Network, dengan bangga mengumumkan pembangunan PTA Office Tower di lokasi prestisius Cimanggis Golf Estate, Jl. Cimanggis Boulevard, Tapos, Kota Depok.

Cimanggis Golf Estate merupakan kolaborasi antara dua perusahaan besar antara PT. Karabha Digdaya dan PT. Panca Terang Abadi dimana membangun Kawasan perumahan elit di kota Depok yang juga tersedia selain rumah, ruko, kavling untuk rumah atau kavling siap bangun juga kavling komersil. Di atas tanah seluas 500 hektar dan berdampingan dengan lapangan golf kelas internasional seluas 123 hektar yaitu  Emeralda Golf Club memberikan nuansa hijau tersendiri bagi Kawasan Cimanggis Golf Estate.

Ceremony Groundbreaking PTA Office Tower ini telah diadakan pada tanggal 30 April 2024, yang dihadiri oleh jajaran direksi dari kedua perusahaan. Proyek ini merupakan simbol komitmen PT Panca Terang Abadi dalam pengembangan Kawasan CGE secara khusus dan mengembangkan lini bisnisnya secara umum.

PTA Office Tower, yang dirancang untuk mendukung hingga 600 orang di 12 lantai yang berkapasitas, juga akan menyediakan 67 unit service apartment. Fasilitas modern yang disertakan meliputi ballroom, meeting room, swimming pool, gym, children playground, restoran, serta area retail. Selain itu, tower ini akan dilengkapi rooftop garden dengan pemandangan menawan ke lapangan golf Emeralda Golf Club.

Kehadiran PTA Office Tower di Cimanggis Golf Estate diharapkan tidak hanya meningkatkan nilai investasi di kawasan tetapi juga menawarkan sebuah lingkungan bisnis yang ideal bagi pengusaha dan profesional. Dengan berbagai fasilitas premium yang ditawarkan, gedung ini dijamin akan menjadi titik landmark baru di Kota Depok.

Untuk informasi lebih lanjut tentang PT Panca Terang Abadi dan proyek PTA Office Tower, silakan hubungi Fitri Hardigaluh selaku Head of Sales Cimanggis Golf Estate di +62 816-893-483.

Tentang PT Panca Terang Abadi

Sebagai bagian dari Artha Graha Network, PT Panca Terang Abadi memiliki rekam jejak yang kuat dalam mengelola berbagai proyek pembangunan di Indonesia, termasuk kolaborasi terkenal seperti Cimanggis Golf Estate, Artha Industrial Hill, Kiara Artha Park, Artha Batam Sanctuary serta masih banyak proyek lainnya. Didirikan dengan visi untuk memperkaya komunitas melalui pembangunan yang berkelanjutan, PTA terus berkomitmen untuk inovasi dan keunggulan.

 

 

 

 

Korsel Bangun Pabrik Bahan Sneakers Rp 330 M di Karawang

Korsel Bangun Pabrik Bahan Sneakers Rp 330 M di Karawang 700 395 admin

Jakarta – Industri dari negeri ginseng kembali memilih Indonesia untuk berinvestasi. Menyusul Hyundai Motor Company yang telah lebih dulu memutuskan membangun pabrik di Artha Industrial Hill, Karawang Barat, Desember 2017, PT Dong Jin Textile Indonesia (PT DJTI) hari ini melakukan groundbreaking pabrik di Karawang.

Ketertarikan PT DJTI untuk berinvestasi di Indonesia disampaikan Presiden Dong Jin Textile Co., LTD, Choi Woo-Chui kepada Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, saat melakukan kunjungan kerja ke pabrik Dong Jin di Busan Korea Selatan, tahun lalu.

Rencananya, perusahaan yang memproduksi tekstil bahan sepatu sneakers itu akan menanamkan investasi sebesar Rp 330 miliar. Produksi perdana dimulai tahun 2019.

Menurut Kepala BKPM perwakilan Seoul, Imam Soejoedi, keputusan perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk mendirikan pabrik di Artha Industrial Hill merupakan keputusan tepat. Selain strategis dan memiliki fasilitas dan infrastruktur yang terintegrasi, kawasan tersebut telah mengimplementasikan program KLIK BPKM, yakni Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi.

Melalui program ini, investor bisa langsung melakukan proses konstruksi dan perizinan secara paralel.

Saat ini, Korea Selatan merupakan mitra strategis Indonesia dalam investasi dan perdagangan. Dalam 6 tahun terakhir, realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia mencapai US$ 9,6 miliar.

“Dengan realisasi investasi sebesar itu, Korea Selatan merupakan negara ketiga terbesar yang melakukan investasi langsung di Indonesia setelah Singapura dan Jepang,” kata Imam Soejoedi dalam keterangannya, Rabu (23/5/2018).

Rencananya, PT DJTI akan akan memproduksi kain material sepatu olah raga sekitar 6 juta meter per-bulan. Pada tahap awal tenaga kerja yang terserap mencapai 500 orang. Bagi Dong Jin, pabrik yang didirikan di Artha Industrial Hill Karawang ini, merupakan pabrik ketiga.

Dua pabrik sebelumnya, mereka dirikan di Korea Selatan dan Vietnam. PT DJTI memastikan bahwa pabrik seluas 5 hektar di kawasan Artha Industial Hill Karawang akan menerapkan teknologi standar internasional, termasuk dalam soal pengolahan limbah sehingga aman untuk lingkungan. (dna/ara)

Kampung Korea Bandung, Tempat Wisata Bagi Pecinta K-Pop dan Drakor

Kampung Korea Bandung, Tempat Wisata Bagi Pecinta K-Pop dan Drakor 700 392 admin

Bandung – Sepuluh tahun terakhir ini, “demam Korea”, baik dari sisi musik maupun drama, kian menjamur dan merajalela. Terlebih lagi saat pandemi melanda dan hampir semua masyarakat menerapkan Work From Home (WFH), drama Korea pun menjadi topik hangat.
Menurut penelitian yang dilakukan PMB LIPI pada 2020, pandemi COVID-19 menyebabkan adanya peningkatan penonton baru drama Korea sebanyak 3,3%. Dari penelitian tersebut, 73 dari 924 responden menyatakan mulai menonton drama Korea setelah dimulainya pandemi.

Salah satu dampak dari drama Korea ini adalah meningkatnya minat masyarakat terhadap kultur dan kebudayaan Korea Selatan. Dalam hal wisata, wargi Bandung perlu bersyukur, nih. Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sudah menyediakan tempat wisata dengan tema Korea Selatan melalui Kampung Korea.

Kampung Korea terletak di dalam area Kiara Artha Park, Jalan Banten No.7, Kec. Batununggal, Kota Bandung. Jika ingin menggunakan transportasi umum, wisata ini juga mudah dijangkau dari tengah kota. Dari Alun-Alun Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Anda cukup satu kali naik angkot arah Cicadas yang berwarna merah muda.

Menyajikan beragam spot foto seakan berada di Korea Selatan, Kampung Korea tidak memungut biaya sama sekali untuk tiket masuknya, lho. Jadi, wisatawan yang membawa kendaraan pun cukup bayar parkir saja.

Agar semakin terasa di Korea, wisatawan juga dapat berfoto menggunakan pakaian tradisional Korea Selatan, Hanbok. Sedikit fakta tentang pakaian tersebut, kata “Hanbok” dari Bahasa Korea tersebut memiliki arti harafiah “pakaian Korea”. Pakaian ini disewakan dengan harga Rp100.000 untuk dewasa dan Rp50.000 untuk anak-anak.

Anda juga dapat menyantap kuliner khas Korea disini. Jika ragu tidak cocok dengan selera, Anda juga dapat memilih beragam santapan lainnya seperti makanan khas Indonesia dan Jepang. Dilansir dari DetikTravel, pihak manajemen sengaja menyediakan 40 kios sebagai bentuk upaya memajukan berbagai mitra UMKM di Bandung. Kios-kios tersebut menjual beragam kuliner dan fashion.

Selain menjadi tempat wisata, Kampung Korea juga sekaligus difungsikan sebagai kantor komunitas pencinta budaya Korea terbesar se-Indonesia, Hansamo. Komunitas ini cukup sering mengadakan berbagai acara kebudayaan berupa kursus bahasa, les menari, belajar huruf hangul, dan lainnya. Tidak tanggung-tanggung, komunitas ini juga mendapat dukungan penuh dari Konsultan Jenderal Korea Selatan.

Tunggu apalagi? Yuk, berfoto ria dan mencicipi ragam kuliner di Kampung Korea, Kota Bandung. Bagi yang berminat, jam operasional wisata ini adalah pukul 10.00-22.00 WIB.

Momen Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno Masak Bareng di Keuken 2022

Momen Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno Masak Bareng di Keuken 2022 700 394 admin

Bandung – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadiri festival kuliner Keuken 2022: Sunday Funday di Taman Kiara Artha Park, Kota Bandung pada Minggu (28/8/2022).
Pantauan detikJabar, keduanya datang ke lokasi Keuken 2022 sekitar pukul 19.00 WIB. Mereka langsung menuju panggung utama untuk memberikan sambutan soal pelaksanaan event kuliner ini.

Usai sambutan, Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil langsung naik ke atas panggung untuk mengikuti live cooking bersama sederet chef kenamaan Indonesia. Mereka juga memakai apron layaknya koki di restoran.

Menu makanan yang dimasak langsung oleh Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil yakni Giga Thai Chiken. Menu tersebut merupakan kuliner lokal Bandung yang dibuat oleh salah satu tenan di event Keuken 2022.

Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno melakukan live cooking di Keuken 2022 Foto: Bima Bagaskara/detikJabar
Dengan hati-hati, Sandiaga Uno tampak memasukkan potongan ayam ke wajan yang telah diisi minyak goreng panas. Sementara Ridwan Kamil, bertugas untuk menaburkan garam ke potongan ayam tersebut.

Usai mengikuti live cooking, keduanya berkeliling menyaksikan serunya event Keuken 2022 dan mengunjungi tiap-tiap tenan.

“Tadi ada Giga Bandung, saya sama Kang Emil demo masak,” kata Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno juga mengapresiasi event Keuken ke 11 ini. Menurutnya event tersebut membuktikan jika sektor ekonomi kreatif di Indonesia khususnya Bandung telah bangkit dari pandemi.

Bahkan kata dia, event seperti Keuken bisa menjadi event berskala internasional jika dikonsep dengan baik.

“Apresiasi dan membuktikan event ini real kunjungan meningkat, menggeliatkan perekonomian. Kita lihat kalau kurasi event (Keuken) sudah lewat 5 tahun, bukan hanya event nasional tapi juga dunia,” pungkasnya.

Sementara itu Ridwan Kamil juga bangga bahwa Jawa Barat memiliki event seperti Keuken yang menurutnya tidak hanya berkreasi dari sisi kuliner namun juga eksperimental.

“Salah satu kebanggaan Jabar dimana kuliner eksperimental bukan franchise. Mereka berkreaasi menyajikan kuliner dan selalu punya tema berinteraksi dengan desain,” ujarnya

“Hebatnya sudah 11 kali dan akan panjang umurnya didukung Kementerian dan Pemprov,” tutup Emil.

Seru! Sandiaga Uno-Ridwan Kamil Bakal Ikuti Live Cooking Keuken 2022

Seru! Sandiaga Uno-Ridwan Kamil Bakal Ikuti Live Cooking Keuken 2022 700 395 admin

Bandung – Festival kuliner bertajuk Keuken 2022: Sunday Funday yang digelar di Kiara Artha Park, Kota Bandung pada Minggu (28/8/2022) bakal dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Selain itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga dijadwalkan bakal menemani Sandiaga Uno untuk menghadiri festival kuliner terbesar di Kota Bandung tersebut.

Keuken 2022 sendiri dimulai sejak Minggu pagi pukul 08.00 WIB dengan serangkaian acara seperti aktivitas lari dari komunitas RIOT, aksi di cooking dalam membuat minuman sehat dan lainnya hingga malam hari hingga pukul 21.00 WIB.

Di malam harinya, Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil dijadwalkan bakal mengikuti acara live cooking bersama sederet chef kenamaan di Indonesia.

Dwiki Septianto selaku Head of Marketing Keuken 2022 mengatakan dalam pergelaran ke-11 ini, Keukeun mengangkat tema health atau kesehatan.

Menurutnya Keuken tahun ini berbeda dari pelaksanaan Keuken tahun-tahun sebelumnya. Salah satu yang membedakan yakni adanya kegiatan live cooking yang langsung dihadiri oleh dua tokoh nasional tersebut.

“tu dia mengapa Keuken 2022: Sunday Funday ini berbeda dari Keuken-Keuken sebelumnya, bahkan dari festival makanan lainnya,” kata Dwiki.

Dwiki menjelaskan tema health sendiri diangkat bertujuan untuk mengajak warga agar bisa menikmati makanan sehat namun tetap bisa dinikmati dengan cita rasa yang menggugah selera.

“Masyarakat seringkali keliru dalam memandang makanan sehat. Bagi kami, setiap makanan itu sehat. Yang penting adalah bagaimana kita bijak dalam menyeimbangkan asupan makanan,” ungkapnya.

 

Ada Yovie & Nuno di Kiara Artha Bandung Akhir Pekan Ini

Ada Yovie & Nuno di Kiara Artha Bandung Akhir Pekan Ini 700 395 admin

Bandung – Sudah ada rencana liburan kemana nih Wargi Jabar? Ajak keluarga liburan ke Kota Bandung yuk. Ada Band Yovie & Nuno menyapa Kota Bandung, Sabtu dan Minggu, 24-25 September 2022!
Dari informasi yang dishare Instagram @hbcmaindealer, Rabu (21/9/2022) pelantun lagu ‘Janji Suci’ ini akan hadir dalam event Pop Park yang digelar oleh Honda All New BRV di kawasan Taman Anak-anak, Kiara Artha Park.

Kalian juga bisa berseru-seruan dengan keluarga menyaksikan penampilan Yovie & Nuno tanpa harus membayar tiket konser alias gratis.

Selain itu, bakal banyak promo jutaaan rupiah dan banyak hadiah menarik dari Honda bagi Anda yang datang ke event ini.

Untuk info pendaftaran kalian bisa buka Instagram akun Instagram Official Honda Bandung @hbcmaindealer.

14 Tokoh Asal Jabar Jadi Wajah Baru Fly Over Kiaracondong, Pahlawan hingga Artis

14 Tokoh Asal Jabar Jadi Wajah Baru Fly Over Kiaracondong, Pahlawan hingga Artis 700 525 admin

Bandung – Pagi hari di Kiaracondong terasa begitu bising dan padat. Maklum, Kiaracondong merupakan kawasan pusat aktivitas masyarakat Bandung. Mulai dari keberadaan Stasiun Kiaracondong, Pasar Kiaracondong, dan tak jauh dari situ ada Kiara Artha Park yang jadi ruang publik favorit para wargi Bandung.
Kebisingan dan kepadatan jalanan memang tidak berubah, namun ada sesuatu yang baru dari fly over Kiaracondong yang membuatnya tampak lebih segar dan cantik. Belum lama ini fly over Kiaracondong di cat warna-warni. Uniknya, pada bagian tiang penyangganya kini terdapat gambar wajah dan nama para publik figur asli Jawa Barat.

Sebelum dipercantik, jembatan layang ini sudah berdiri dan hanya di cat warna putih yang mulai memudar. Terkesan kurang terawat dan kurang terjaga kebersihannya.

Menyambut wajah baru, warga setempat berharap agar kecantikan Fly Over Kiaracondong tidak akan dikotori dengan tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab.

“Ya bagus, mending dilukis seperti ini daripada kotor lusuh dicorat-coret. Ini weh moal lila ge di corat-coret, kuduna dibere peringatan tulisan kitu biar tetep bersih. Semoga pada sadar udah bagus jangan dirusak pake vandalisme,” ujar Dedi (50), warga daerah Stasiun Lama ditemui di daerah Pasar Kiaracondong pada Sabtu (3/12) pagi.

Hingga hari ini, wajah baru jembatan layang Kiaracondong masih terjaga dan membuatnya terlihat lebih terjaga kebersihannya. Mulai dari pejabat, seniman, hingga penyanyi terlukis dengan apik di tiang fly over.

Wajah baru jembatan layang meski kawasan Kiaracondong tetap padat. Foto: Anindyadevi

Para tokoh dari tanah Sunda tergambar di flyover ini, namun mungkin sebagian warga belum mengenal siapa sosoknya. Berikut 14 wajah yang tergambar di Fly Over Stasiun Kiaracondong, dalam informasi yang dihimpun detikJabar melalui liputan dan berbagai literatur:

1. Ibrahim Adjie
Pangdam Siliwangi Mayjen Ibrahim Adjie, Panglima Kodam VI Siliwangi ini lahir di Bogor, 24 Februari 1924. Ia adalah seorang Soekarnois sejati yang selalu siap sedia saat sewaktu-waktu keberadaannya dibutuhkan Sang Proklamator.

Saat masa kepemimpinan Soeharto, Ibrahim Adjie ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya pada 1966. Ia membuka usaha Restoran Rindu Alam dan mendirikan beberapa jalan raya, salah satu jalan yang paling terkenal ialah jalan Trans Barelang yang terletak di Rempang Cate, Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, dengan panjang 54 km.

Ibrahim Adjie wafat di Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura pada 25 Juli 1999 akibat stroke. Namanya diabadikan menjadi salah satu jalan di kawasan Kiaracondong, Bandung.

2. Inggit Garnasih
Perempuan kelahiran 17 Februari 1888 dari Desa Kamasan, Banjaran, Kabupaten Bandung ini merupakan pendamping Soekarno. Inggit berada dibalik perjuangan Soekarno memerdekakan Indonesia. Salah satu kisahnya saat Bung Karno ditahan di Penjara Banceuy, ia menyembunyikan tumpukan buku dibalik kebayanya agar Soekarno bisa membaca di dalam penjara.

Inggit lahir dari keluarga petani sederhana. Ayahnya bernama Arjipan dan ibunya bernama Amsi. Pendidikan Inggit hanya sampai Madrasah Ibtidaiyyah atau setingkat sekolah dasar. Inggit Garnasih berparas cantik, sehingga membuatnya banyak disukai kawan-kawannya. Nama lahirnya sebenarnya Garnasih, dari yang Hegar berarti segar dan Asih berarti cinta.

Dalam buku Kuantar ke Gerbang; Kisah Cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno oleh Ramadhan KH dijelaskan, demi menunjukkan perhatiannya kepada si gadis cantik itu, banyak laki-laki yang mahugi (memberi hadiah dengan harapan mendapat balasan cinta) berupa uang.

Bahkan tak jarang diberikan mahugi hingga satu ringgit (2,5 rupiah). Dari kejadian-kejadian itulah Garnasih dijuluki Si Ringgit yang lambat laun dikenal menjadi Inggit, kemudian menempel di depan nama Garnasih, sehingga dikenal sebagai Inggit Garnasih.

3. Nurtanio
Nurtanio Pringgoadisuryo adalah tokoh perintis industri pesawat terbang pertama di Indonesia, ia disebut sebagai Bapak Perintis Industri Pesawat Terbang. Nurtanio lahir di Kandangan, Kalimantan Selatan pada 3 Desember 1923 dan meninggal dunia di umur 42 tahun pada suatu kecelakaan pesawat terbang uji coba pada tanggal 21 Maret 1966 di Bandung.

Pada awal kemerdekaan Indonesia, Nurtanio bergabung dengan Angkatan Udara di Yogyakarta dan diberi jabatan Sub Bagian Rencana di bagian Kepala Bagian Rencana dan Penerangan. Temuan-temuan hebat Nurtanio dilakukan bersama Wiweko Soepono pada tahun 1947.

Mereka berhasil membuat pesawat layang Zogling NWG(Nurtanio-Wiweko-Glider) yang merupakan pesawat satu-satunya buatan Indonesia dari kayu jamuju. Pesawat pertama yang Nurtanio buat adalah Sikumbang yang terbuat dari bahan metal, disusul dengan pesawat Kunang-Kunang, Belalang, dan lain-lain.

Jasa-jasanya dalam bidang pesawat terbang membuatnya mendapatkan anugerah oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) sebagai Bapak Dirgantara Indonesia yang diberikan langsung kepadanya dan kepada Presiden Republik Indonesia ketiga, BJ Habibie. Nama Nurtanio telah dipakai sebagai nama universitas, perangko tahun 2003, Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang sekarang telah berganti menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

Wajah Nurtanio hiasi Fly Over Kiaracondong Bandung. Foto: Anindyadevi Aurellia
4. Otto Iskandar Dinata
Wajah pahlawan Otto Iskandardinata diabadikan dalam uang kertas pecahan Rp 20.000 yang dikeluarkan pertama kali oleh Bank Indonesia pada 29 Desember 2004.

Di Kota Bandung juga ada Jalan yang dinamai Otto Iskandardinata atau biasa disingkat Otista. Nama Stadion di Kabupaten Bandung pun ternyata berasal dari julukan Otto Iskandardinata.

Raden Otto Iskandardinata mempunyai julukan Si Jalak Harupat, karena dikenal sebagai pejuang dengan kejujuran dan keberaniannya. Otto Iskardinata yang lahir dari keluarga bangsawan Sunda, lahir di Bojongsoang, Dayeuhkolot, Bandung, pada 31 Maret 1897. Ia pernah bersekolah di HIS (Hollandsch Inlandsche School) di Bandung, Sekolah Guru, sampai HKS (Hoogere Kweek School) Sekolah Guru Atas di Purworejo, Jawa Tengah.

Saat revolusi sudah digemakan, pasukan sekutu masih ingin menduduki kota Bandung. Warga aseli Bandung marah dan ingin mengusir para tentara Belanda. Mereka yang berjualan di sekitar Pasar Baru, sepakat tak mau menjualkan barang dagangannya pada sekutu Belanda. Para pedagang tersebut rela bertaruh nyawa, karena tentara Belanda mulai marah dan menodongkan senjata untuk memaksa para pedagang mau menjual barang dagangannya.

Masalah semakin menjadi-jadi, Otto Iskandar Dinata menjadi tokoh yang turun tangan untuk menengahi masalah. Ia berusaha menenangkan para pedagang agar bersedia menjualkan dagangan pada sekutu Belanda, sembari masalah dengan penjajah coba untuk diurai. Akibat perannya tersebut, maka sekitar jalan di daerah Pasar Baru dinamai Jalan Otto Iskandar Dinata atau disingkat Jalan Otista.

Perannya pada kebangkitan Bangsa tak hanya sampai disitu. Dengan kekuatan yang dimilikinya, ia bahkan turut aktif membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang selanjutnya berkembang menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sampai akhirnya berubah menjadi ABRI dan TNI yang kita kenal sekarang ini. Ia terkenal sangat berani melawan penjajah.

Sekelompok orang yang tak menyukai kiprah Otto berusaha menyingkirkannya. Sejak kepergian Otto menghadiri sebuah ‘rapat’, ia tidak pernah terlihat lagi. Tersiar kabar jika Otto Iskandardinata dibawa ke Pantai Mauk, Banten. Di sana ia dibunuh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tepatnya pada tanggal 20 Desember 1945.

5. Dewi Sartika
Potret Dewi Sartika, Pahlawan Perempuan diabadikan di kaki Fly Over Kiaracondong. Foto: Anindyadevi

Raden Dewi Sartika lahir di Cicalengka, 4 Desember 1884. Ia adalah putri dari keluarga terpandang yang memiliki keinginan untuk menjadi guru. Tahun 1904, ia wujudkan cita-cita itu dengan membangun sekolah perempuan di Bandung dengan nama Sakola Istri. Muridnya berjumlah 20, dengan tiga tena apendidik. Mata pelajaran yang diajarkan adalah menyuci, menyetrika, menjahit, mencuci, menyulam, dan membatik.

Ruangan Kepatihan Bandung jadi saksi berjalannya kegiatan belajar mengajar, hingga ruangan tersebut tak mampu lagi menampung murid yang terus bertambah. Enam tahun kemudian, Sakola Istri berganti nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Istri. Hingga 1929, Belanda memberi dukungan dengan menyediakan bangunan baru dan akomodasi sekolah. Nama sekolah tersebut akhirnya diubah menjadi Sekolah Raden Dewi.

6. Mashudi
Letjen TNI (Purn) Haji Mashudi lahir di Desa Cibatu, Garut, Jawa Barat, 11 September 1919. Ia meninggal di Bandung, 22 Juni 2005 pada umur 85 tahun karena serangan jantung. Mashudi adalah mantan Gubernur Jawa Barat dan mantan Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka pada tahun 1978-1993.

Mashudi menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dari tahun 1960-1970. Ketika ia menjadi gubernur, terjadi peristiwa 30 September yang harus mengorbankan rekan-rekannya dulu di AMS B Yogyakarta (sekarang SMA Negeri 3 Yogyakarta), Siswondo Parman dan R. Suprapto menjadi korban di Lubang Buaya.

Mashudi lalu menjadi Ketua Majelis Pembimbing Pramuka Jawa Barat sejak tahun 1961. Pada tahun 1974, ia menjadi Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat. Pada tahun yang sama, Mashudi dipilih menjadi Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka.

Di tengah masa baktinya sebagai Wakil Ketua Kwarnas, Mashudi ditunjuk menjadi Pjs Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka menggantikan Sarbini hingga tahun 1978. Dalam Munas Gerakan Pramuka di Bukit Tinggi, Sumatra Barat pada tahun 1978, Mashudi terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka hingga tahun 1993.

7. Moh Toha
Mohammad Toha adalah pahlawan Jawa Barat kelahiran Bandung. Ia adalah seorang komandan Barisan Rakjat Indonesia, sebuah kelompok pejuang pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia. Toha mulai mengenal dunia militer dengan memasuki Seinendan.

Setelah Indonesia merdeka, Toha terpanggil untuk bergabung dengan badan perjuangan Barisan Rakjat Indonesia (BRI). Ia tumbuh menjadi seorang pemuda yang cerdas, disiplin, dan pemberani. Ia menjadi salah satu pahlawan yang berperan dalam peristiwa Bandung Lautan Api. Kini, namanya dikenang menjadi salah satu jalan di kota Bandung.

8. Nike Ardila
Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi atau Nike Ardilla lahir di Bandung, 27 Desember 1975 adalah penyanyi, pemeran, dan model berkebangsaan Indonesia. Sejak kecil, Nike memang sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia tarik suara. Bakat menyanyi Nike mulai tumbuh sejak masih berumur 5 tahun. Darah seni Nike mengalir dari kakeknya, yang merupakan seorang penyanyi keroncong.

Lagu ‘Seberkas Sinar’ yang rilis pada 1989 menjadi lagu yang mengantarkan kesuksesan seorang Nike Ardilla namanya melejit di industri musik. Ini membuatnya lebih dikenal sebagai penyanyi rock wanita paling populer, meski wajahnya yang wara-wiri menjadi bintang iklan, gadis sampul, dan pemain film.

Namun sayangnya, peristiwa nahas dialami penyanyi cantik ini. 27 tahun silam tepatnya 19 Maret 1995, Nike mengalami kecelakaan maut di Jalan L.L.R.E Martadinata, Kota Bandung. Kecelakaan itu pun merenggut nyawa Nike yang saat itu belum genap berusia 20 tahun saat dirinya berada di puncak popularitas.

Kenangan yang jadi saksi bisu kecelakaan Nike Ardilla masih terpampang di Jalan L.L.R.E Martadinata. Terdapat pagar tembok yang saat itu ditabrak mobil Honda Civic berwarna biru metalik plat D 27 AK yang dikendarai sang penyanyi. Pagar itu masih berdiri kokoh di depan salah satu kafe.

9. Didi Petet
H. Didi Widiatmoko yang lebih dikenal dengan Didi Petet, lahir pada 12 Juli 1956 di Surabaya, Indonesia. Ia adalah seorang aktor dan produser Indonesia yang terkenal dengan akting khas pada setiap karakter yang dibawakan.

Sepanjang kariernya selama tiga dekade, ia telah menerima berbagai penghargaan, termasuk satu Piala Citra di Festival Film Indonesia, untuk perannya dalam drama romantis Cinta Anak Jaman (1988) sebagai Aktor Pendukung Terbaik.

Beberapa filmnya yakni Catatan Si Boy (1987) memerankan sosok Emon, Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015), Madre (2013), dan Pasir Berbisik (2001). Beliau meninggal pada tanggal 15 Mei 2015 di Tangerang Selatan, Banten, Indonesia.

Pria ini memang berasal dari Jawa Timur, namun ia besar dengan budaya Sunda. Didi Petet terkenal salah satunya juga saat memerankan tokoh Kabayan, dalam film Si Kabayan dan Gadis Kota (1990) dengan lawan mainnya Paramitha Rusady. Film ini menjadi sekuel atas kesuksesan film sebelumnya, yakni Si Kabayan Saba Kota (1989) yang diperankan juga oleh mereka. Film ini fdiproduksi oleh Pemerintah Jawa Barat Tingkat I & PT Kharisma Jabar Film.

10. Kang Ibing
Jauh sebelum Didi Petet memainkan peran tokoh berpolah lucu dan polos ini, warga Jawa Barat khususnya Bandung, begitu mengingat sosok bernama Raden Aang Kusmayatna Kusiyana Samba Kurnia Kusumadinata atau yang lebih akrab disapa Kang Ibing.

Lewat peran Kang Ibing lah, sosok Kabayan yang kerap dijadikan cerminan masyarakat Sunda mulai diperkenalkan ke dunia hiburan, terutama film dan serial televisi Tanah Air. Kang Ibing memerankan perannya dalam film Si Kabayan (1975).

Kang Ibing punya grup lawak sendiri yang diberi nama De’ Kabayan bersama Aom Kusman, Suryana Fatah, Wawa Sofyan, dan Mang Ujang. Grup yang dibentuk setelah ia sukses memerankan sosok Kabayan lewat polesan salah satu sutradara asal Jakarta.

Ia mengawali karirnya sebagai seorang penyiar di Radio Mara di Bandung. Pria kharismatik asal Sumedang kelahiran 20 Juni 1946 ini memang punya ciri khas sendiri dalam berkomedi. Gayanya yang natural dan tak tergantikan langsung klop dengan Radio Mara, sehingga ia diberi panggung untuk mengudara.

11. Harry Roesli
Pemilik nama asli Djauhar Zaharsyah Fachrudin Roesli ini lahir di Bandung, 10 September 1951. Dilansir dari laman Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada awal 1970-an nama panggung Harry Roesli mulai melambung. Saat itu ia membentuk kelompok musik Gang of Harry Roesli bersama Albert Warnerin, Indra Rivai dan Iwan A Rachman.

Di tengah kesibukannya bermain band, ia mendirikan kelompok teater Ken Arok pada 1973. Setelah melakukan beberapa kali pementasan, Opera Ken Arok di TIM Jakarta pada Agustus 1975, grup teater ini kemudian bubar, karena Harry mendapat beasiswa dari Ministerie Cultuur, Recreatie en Maatschapelijk Werk (CRM), belajar ke Rotterdam Conservatorium, Belanda.

Gelar Doktor Musik diraihnya pada tahun 1981, kemudian selain tetap berkreasi melahirkan karya-karya musik dan teater, juga aktif mengajar di Jurusan Seni Musik di beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Universitas Pasundan Bandung.

Dia ini juga kerap membuat aransemen musik untuk teater, sinetron dan film, di antaranya untuk kelompok Teater Mandiri dan Teater Koma. Juga menjadi pembicara dalam seminar-seminar di berbagai kota di Indonesia dan luar negeri, serta aktif menulis di berbagai media, salah satunya sebagai kolumnis Kompas Minggu.

Ia melahirkan budaya musik kontemporer yang berbeda, komunikatif, dan konsisten memancarkan kritik sosial. Penampilannya khas dengan tampilan berkumis, berjambang, janggut lebat, berambut gondrong, dan berpakaian serba hitam. Harry meninggal dunia hari Sabtu 11 Desember 2004 di RS Harapan Kita, Jakarta.

12. Asep Sunandar Sunarya
Asep Sunandar Sunarya lahir di Bandung, 3 September 1955. Ia adalah seorang maestro wayang golek di Indonesia. Penghargaan demi penghargaan, baik dari tingkat lokal, provinsi, nasional, bahkan mancanegara telah didapatkannya.

Berkat kreativitas dan inovasinya, ia berhasil meningkatkan lagi derajat wayang golek yang dianggap seni kampungan oleh segelintir orang. Peningkatan itu dilakukan dengan menciptakan wayang Cepot yang bisa mangguk-mangguk, Buta muntah mie, Arjuna dengan alat panahnya, Bima dengan gadanya begitu pula dengan pakaian wayangnya yang terkesan mewah.

Ia begitu menyatu dengan dunia wayang golek, bisa dikatakan Asep adalah salah satu maestro yang mempopulerkan Wayang Cepot di Indonesia. Dengan berbagai kreativitas dan inovasinya, wayang golek bisa dinikmati oleh semua orang.

Saat ini Padepokan Giri Harja 3, tempatnya berkreasi, telah diteruskan oleh beberapa anak keturunannya. Salah satunya adalah anak kedua Asep, yakni, Dadan Sunandar Sunarya.

13. Mang Udjo Ngalagena
Udjo Ngalagena lahir di Bandung 5 Maret 1929. Ia adalah seniman angklung dan pendiri Saung Angklung Udjo. Mang Udjo merupakan anak keenam dari pasangan Wiranta dan Imi. Pada usia antara empat sampai lima tahun, Udjo kecil sudah akrab dengan angklung.

Ia membangun Saung Angklung Udjo pada tahun 1966 bersama dengan istrinya, Uum Sumiati. Tujuannya untuk melestarikan seni dan budaya tradisional Sunda. Selain kunjungan wisata seni dan budaya, Saung Angklung Udjo juga sering kali mendapat kunjungan dari rombongan sekolah yang ingin mempelajari kebudayaan tradisional langsung di tempatnya.

Saung Angklung Udjo juga menarik perhatian dunia internasional sehingga banyak wisatawan asing yang datang berkunjung untuk menikmati suara angklung yang indah dan menenangkan hati.

14. Raden AA Wiranatakusumah
Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema V (1888-1965), ialah seorang bupati Bandung pada zaman kependudukan Jepang, tepatnya periode 1920-1931. Dijelaskan dalam buku Ensiklopedi pendudukan Jepang di Indonesia oleh Nino Oktorinoada, bahwa tahun 1945 ia diangkat menjadi anggota BPUPKI dan PPKI. Ia kemudian menjadi menteri dalam negeri RI pertama dan pernah menjabat sebagai Wali Negara Pasundan, salah satu negara federal RIS.

Nah detikers, itulah tadi 14 tokoh dari Sunda yang jadi wajah baru fly over Stasiun Kiaracondong. Jaga baik-baik fasilitas kota yang sudah diperbaiki, ya!

Kampung Korea Bandung: Lokasi, Harga Tiket, dan Wisata Sekitar

Kampung Korea Bandung: Lokasi, Harga Tiket, dan Wisata Sekitar 780 436 admin

Jakarta – Belakangan ini banyak masyarakat kita yang mengalami demam Korea. Pada umumnya, hal ini dipengaruhi oleh lagu-lagu K-Pop yang tengah naik daun, selain itu ditambah juga dengan drama Korea yang belakangan ini banyak diminati masyarakat Indonesia.
Lantas, tak sedikit penikmat lagu K-Pop atau pecinta drama Korea yang ingin berkunjung ke Korea. Sayangnya, biaya yang harus dikeluarkan tentu tidak sedikit.

Tapi jangan khawatir, di Bandung ternyata ada sebuah tempat wisata kekinian yang mengusung konsep ala Korea, namanya Kampung Korea. Penasaran seperti apa penampakannya? Lalu berapa harga tiket masuk ke sana? Simak pembahasannya di bawah ini yuk.

Sekilas tentang Kampung Korea
Dilansir artikel detikJabar yang ditulis Cornelis Jonathan Sopamena, Kampung Korea terletak di dalam area Kiara Artha Park, Jalan Banten No.7, Kecamatan Batununggal, Bandung. Di sini, banyak sekali spot foto yang beragam, sehingga detikers seolah-olah tengah berada di Korea Selatan.

Kamu juga bisa berfoto menggunakan pakaian tradisional khas Korea Selatan, yaitu Hanbok. Jadi, kamu bisa pamer di media sosial dan meyakinkan teman-teman terdekat bahwa sedang pergi ke Negeri Ginseng tersebut.

Selain itu, kamu juga bisa menyantap berbagai kuliner khas Korea yang lezat. Kalau kamu kurang suka dengan makanan Korea, tenang saja di sini juga terdapat berbagai santapan lainnya seperti makanan khas Indonesia dan Jepang.

Tak hanya difungsikan sebagai tempat wisata, Kampung Korea juga sekaligus digunakan sebagai kantor komunitas pecinta budaya Korea terbesar se-Indonesia yang disebut sebagai Hansamo. Dalam komunitas ini sering mengadakan berbagai acara kebudayaan berupa kursus bahasa, les menari, belajar huruf Hangul, dan lain sebagainya.

Lokasi dan Cara Menuju ke Sana
Kampung Korea terletak di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Jawa Barat. Lokasinya yang berada di tengah kota membuat akses menuju ke Kampung Korea sangatlah mudah.

Jika detikers berangkat dari Jakarta menggunakan mobil, dari Gerbang Tol Pasteur jaraknya sekitar 9 km atau sekitar 20-30 menit menuju Kampung Korea. Kalau kamu menggunakan kereta api, dari Stasiun Bandung jaraknya sekitar 5,5 km atau 20 menit dengan berkendara.

Jadwal Buka dan Harga Tiket
Kampung Korea buka dari pukul 09.00-21.00 WIB saat weekdays (Senin-Jumat), lalu pukul 08.00-22.00 WIB saat Sabtu, dan 08.00-21.00 WIB saat hari Minggu. Pengunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk saat berkunjung ke Kampung Korea, jadi hanya cukup mengeluarkan uang ketika membeli makanan dan minuman di dalamnya.

Tempat Wisata Lain di Sekitar Kampung Korea
Selain Kampung Korea, terdapat sejumlah tempat wisata lainnya yang menarik untuk dikunjungi. Apa saja tempat wisata tersebut? Simak di bawah ini:

1. Trans Studio Bandung
Jangan lupa, saat berkunjung ke Kota Kembang ajak keluarga atau teman-teman detikers bermain ke Trans Studio Bandung. Di sini, kamu bisa merasakan sejumlah wahana seru seperti Magic Corner, Lost City, hingga Adventure Zone.

Soal harga tiket, bagi detikers yang memiliki rekening alloPrime akan mendapat diskon khusus sebesar 10%, jadi harga tiketnya menjadi Rp 270.000/orang. Sementara untuk tiket regulernya dipatok Rp 300.000/orang.

Jarak dari Kampung Korea menuju Trans Studio Bandung cukup dekat, dilihat dari Google Maps hanya berjarak 3,5 km. Jika kamu mengendarai mobil, waktu tempuhnya sekitar 10 menit.

2. Kiara Artha Park
Tak lengkap rasanya kalau berkunjung ke Kampung Korea tidak menyempatkan diri untuk datang ke Kiara Artha Park. Sebab, Kampung Korea masih satu kawasan dengan Kiara Artha Park.

Di dalamnya terdapat dua area berbeda, yakni jogging track di luar sentral wahana dan area dalam yang mengelilingi danau. Untuk masuk ke area dalam cukup merogoh kocek Rp 10.000/orang.

Nah, di tempat ini detikers bisa melakukan berbagai aktivitas seru, seperti berjalan-jalan sambil menghirup udara segar di pagi hari atau jogging mengelilingi Kiara Artha Park.

3. Saung Angklung Mang Udjo
Objek wisata yang satu ini sudah terkenal di kalangan wisatawan, baik dalam maupun luar negeri. Di Saung Angklung Mang Udjo pengunjung bakal diajarkan bermain alat musik khas Jawa Barat, yakni angklung.

Jarak dari Kampung Korea menuju Saung Angklung Mang Udjo cukup dekat, yakni sekitar 4,1 km atau 15 menit dengan mengendarai mobil. Jadi, di hari yang sama detikers bisa mempelajari dua kebudayaan baru, yakni Korea dan Sunda.

4. Gedung Sate
Gedung Sate adalah salah satu ikon dari Kota Bandung. Selain menjadi pusat pemerintah Provinsi Jawa Barat, di dalam Gedung Sate juga terdapat berbagai macam teknologi seperti ruangan audio visual, augmented reality, virtual reality, dan architarium.

Karena letaknya persis di tengah kota, akses dari Kampung Korea menuju Gedung Sate sangatlah mudah. Dilihat dari Google Maps, jaraknya sekitar 3,6 km saja atau 10 menit dengan mengendarai mobil.

5. Centrum Million Balls
Centrum Million Balls merupakan salah satu destinasi wisata yang lagi hits di Kota Kembang. Di tempat ini kamu akan diajak melihat langsung kolam besar yang dipenuhi jutaan bola berwarna oranye yang disebut Big Pool Party.

Jarak dari Kampung Korea menuju Centrum Million Balls sangat dekat. Dilihat dari Google Maps, hanya butuh waktu sekitar 10 menit dengan berkendara untuk bisa sampai di sana.

6. Taman Lansia
Bagi detikers yang ingin menikmati suasana Kota Bandung yang sejuk, Taman Lansia wajib dikunjungi. Di taman ini sering dikunjungi oleh masyarakat lansia untuk sekadar bersantai, rekreasi, ataupun bersosialisasi.

Lokasi Taman Lansia sangat berdekatan dengan Gedung Sate. Dari Kampung Korea detikers hanya butuh waktu sekitar 8-10 menit dengan berkendara untuk bisa tiba di Taman Lansia.

Nah, itu dia pembahasan mengenai Kampung Korea di Bandung beserta lokasi, harga tiket, dan tempat wisata yang menarik di sekitarnya. Selamat berlibur detikers!

5 Titik Potensi Keramaian di Bandung Saat Tahun Baru

5 Titik Potensi Keramaian di Bandung Saat Tahun Baru 700 394 admin

Bandung – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung bakal menerjunkan 575 personel. Ada lima titik yang diprediksi timbulkan keramaian saat Tahun Baru.
Kepala Satpol PP Kota Bandung Rasdian Setiadi mengatakan sebanyak 575 personel diterjunkan untuk mengamankan wilayah perbatasan dan pusat keramaian di Kota Bandung. Dua hari sebelum perayaan Natal kemarin, personel Satpol PP telah diterjunkan.

“Pas malam Tahun Baru kita floating. Tapi, untuk H+1 (Tahun Baru) ada lima kawasan wisata yang kita floating, seperti Trans Studio, Kebun Binatang Bandung, Kiara Artha Park, Taman Lalu Lintas dan Saung Udjo,” kata Rasdian kepada detikJabar, Senin (26/12/2022).

Rasdian mengatakan pengamanan di kawasan wisata itu mulai dilakukan sejak pukul 08.00 WIB. Namun, untuk Trans Studio Bandung mulai dilakukan sekitar pukul 21.00 WIB.

“Kalau Alun-alun Bandung, paling nanti saat setelah Tahun Baru berjalan,” ucap Rasdian.

Ia juga mengatakan perayaan malam pergantian Tahun Baru tak boleh lebih dari satu jam di pusat keramaian. Ia bakal meminta masyarakat atau wisatawan yang merayakan Tahun Baru untuk langsung membubarkan diri.

“Mungkin paling lama satu jam setelah tahun baru kita imbau untuk kembali ke rumah masing-masing. Kebetulan kita ada sarananya seperti megaphone, woro-woro dan lainnya. Minta masyarakat untuk kembali ke rumah masing-masing. Karena saya kira cukuplah satu jam,” kata Rasdian.

Rasdian mengatakan pihaknya membantu aparat kepolisian dan TNI untuk melakukan pengawasan. Ia berharap malam perayaan dan libur Tahun Baru bisa berjalan lancar.